Thursday, December 12, 2013

The Power of Love... katanya

Sore itu pembicaraan dengan seorang Bapak berumur sekitar lima puluh tahunan terasa berbeda, dengan getar yang berbeda. Tentu obrolan ku sore itu bukan untuk yang pertama kali, tapi mungkin yang pertama kali nya berbeda dari obrolan-obrolan sebelumnya.
Bagaimana mungkin saat kita sedang berbicara soal yang kita sebut "project" sampai pada akhirnya pembicaraan mengalir sampai tentang "cinta". Ah, beliau memang suka begitu. Kepiawaiannya dalam membuat puisi ataupun kata-kata puitis yang sangat kental dengan aroma sastra mencerminkan bahwa beliau adalah sosok yang romantis dengan "style" yang beliau miliki. Sampai terkadang aku terlalu "excited" saat beliau begitu mempesona dengan kata-kata yang terucap dari bibir beliau. Padahal umur beliau cukup tua, tapi itulah bedanya beliau dengan yang lain.
Saat di sela-sela pembicaraan kita terselip kata-kata "cinta" di dalamnya, saat itu juga beliau menceritakan sedikit perjalanan luar biasa beliau dengan wanita yang sangat tulus mencintainya katanya, wanita itu tentu saja istri beliau. Padahal sama sekali aku tak mengajak beliau untuk berbicara tentang hal itu, tapi mungkin itu semua adalah sebuah spontanitas cinta yang ada di dalam hati, atau mungkin segala cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh sang istri dengan tulus membuat bekas kebahagiaan sehingga beliau begitu berbinar-binar menceritakannya.

" Dulu saya itu brandal, tapi berkat cinta dan kasih sayang dari istri saya, dia mampu menunjukkan saya jalan yang benar"

Hati terasa tersentak, mata pun seketika berkaca-kaca melihat seorang Bapak yang cukup berusia begitu lembut berbicara tentang cinta, seakan kesan "brandal" tidak ada seperti apa yang terjadi di masa lalunya. Aku berpikir seketika, inikah cara Tuhan untuk membuat hambaNya berubah kepada jalan yang benar dengan menitipkan cinta dan kasih sayangNya kepada seseorang yang dekat dan juga tulus untuk tetap setia mendampinginya sampai pada akhirnya dia bisa menemukan secercah cahaya yang lebih indah untuk kebaikan hidupnya.

" Kita memang sama-sama tidak sempurna, tapi karena kita bersama kita bisa saling menyempurnakan kehidupan kita"

Sungguh, bagaimana mungkin aku biasa saja merespon perkataan beliau. Aku tidak habis pikir, Maha Dahsyat cintaNya kepada dua insan manusia yang saling mengikat diri dalam satu tali pernikahan. Cinta serasa begitu indah sampai di perkataan yang beliau ucapkan. Serasa aku pun turut bahagia dan merasakan roman cinta dari cerita beliau.

" Kita tahun besok memasuki 30 tahun usia pernikahan. Apa kita bosan? Tidak."

Tiga puluh tahun tentu bukan waktu yang singkat dengan segala permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangga mereka, tapi aku tidak akan memikirkan itu. Karena yang aku tau, semuanya mungkin bisa mereka atasi dengan kekuatan cinta mereka yang tulus menyayangi kekurangan masing-masing sehingga mereka bisa saling melengkapi dan menjalani kehidupan ini dengan cinta yang mereka miliki.
Dari pembicaraanku dengan beliau, aku berpikir bahwa memang saat kita sudah disatukan Tuhan lewat satu tali pernikahan semuanya terasa indah. Indah dengan segala kekurangan dari kita masing-masing, indah dengan segala permasalahan yang ada di dalamnya, dan indah menjalani kehidupan yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita. Sungguh, aku sangat ingin hidup bersama cinta yang tulus. Dan kurasa semua orang pun begitu. Tidak ada yang dapat menjelaskan persis apa itu arti "cinta" yang sebenarnya, karena semua orang memiliki cerita tentang "cinta" berbeda-beda dalam kehidupannya. Tapi aku selalu percaya, bahwa "The Power of Love" itu benar adanya.


Sore yang dingin, hangat karena berselimut cinta.
Tangerang, 13 Desember 2013